Menurut
American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes Mellitus (DM) atau oleh
masyarakat umum disebut kencing manis merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) yang terjadi karena
gangguan dalam produksi insulin, gangguan kerja insulin atau kedua-duanya.
Klasifikasi Diabetes Melitus
1. DM Tipe 1
Diakibatkan oleh rusaknya sel beta pankreas
yang pada umumnya mengarah pada defisiensi insulin absolut. Hal ini terjadi
karena kondisi autoimun, atau bisa juga tidak diketahui penyebabnya.
2. DM Tipe 2
DM tipe 2 lebih bervariasi mulai dari
resistensi insulin disertai defisiensi insulin sampai gangguan sekresi insulin
disertai resistensi insulin. Penderita ini lebih dari 90% dari semua populasi
penderita DM.
3.
Diabetes Melitus Tipe Lain
-
Defek genetik fungsi sel beta pankreas
-
Defek genetik kerja insulin
-
Penyakit eksokrin pankreas
-
Endokrinopati
-
Efek obat atau zat kimia
-
Infeksi
-
Gangguan inumologi yang langka
-
Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
-
Diabetes Melitus Gestasional ( DM pada masa
kehamilan )
Pada
tahun 2000 berdasarkan data WHO terdapat tidak kurang dari 171 juta penderita
DM atau sekitar 2,8 % dari populasi penduduk dunia. Dan diperkirakan hingga
tahun 2030 mendatang jumlah tersebut akan meningkat menjadi dua kali lipat.
Peningkatan jumlah penderita DM terutama di negara berkembang dipengaruhi oleh
faktor perubahan gaya hidup dan urbanisasi penduduk.
Di
Indonesia berdasar hasil riset Kesehatan Dasar tahun 2007, diperoleh data untuk
penderita DM adalah 5,7 % yang terdiri dari 1,5 % pasien sudah terdiagnosis
sebelumnya, sedangkan 4,2% baru diketahui pada saat dilakukan penelitian.
Tanda dan Gejala
Agar
lebih mudah memahaminya dibawah ini akan dijabarkan dalam bentuk tabel berisi
perbedaan DM Tipe 1 dan DM Tipe 2.
Tanda dan Gejala
|
DM Tipe 1
|
DM Tipe 2
|
Banyak
minum / Sering haus dan banyak Kencing
|
++
|
+
|
Mudah
lelah / Fatigue
|
++
|
+
|
Banyak
makan dengan penurunan berat badan
|
++
|
-
|
Gangguan
Penglihatan
|
+
|
++
|
Vulvovaginitis
|
+
|
++
|
Gangguan
saraf tepi
|
+
|
++
|
Banya
kencing di malam hari
|
++
|
-
|
Asimptomatik
|
-
|
++
|
Pemeriksaan
Dalam
menegakkan diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah
dan tidak dapat ditegakkan hanya sebatas adanya glukosa didalam urine. Dalam
pemeriksaan tersebut harus diperhatikan asal sample darah yang diambil dan cara
pemeriksaan yang dipakai. Untuk mendiagnosis DM, pemeriksaan yang dianjurkan
adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan plasma vena.
Ada
perbedaan antara uji diagnostik DM dan Pemeriksaan penyaring. Uji diagnosis DM
digunakan pada seseorang yang sudah menunjukkan tanda/gejala DM, Sedangkan
pemeriksaan penyaring ditujukan pada mereka yang mempunyai resiko DM namun
tidak menunjukkan adanya gejala DM.
Pemeriksaan
penyaring bertujuan untuk menemukan pasien dengan DM, TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) maupun GDPT (Glukosa Darah Puasa
Terganggu), sehingga secara tepat dapat diatasi sedini mungkin. Pasien dengan
TGT dan GDPT juga disebut sebagai intoleransi glukosa yang merupakan tahapan sementara
menuju DM. Kedua keadaan tersebut merupakan faktor resiko untuk terjadinya DM
dan Penyakit kardiovaskuler dikemudian hari.
Berikut
ini merupakan pemeriksaan penyaring pada seseorang dengan salah satu faktor
resiko DM
1.
Usia ≥ 45 tahun
2.
Usia muda, terutama dengan indeks massa tubuh
(IMT) >23kg/m², yang disertai faktor resiko :
-
Faktor herediter / keturunan dari orang tua
penderita DM
-
Kebiasaan kurang aktivitas dan latihan
-
Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir
>4000 gram, atau riwayat DM pada masa kehammilan.
-
Hipertensi ( ≥ 140/90 mmHg )
-
Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl dan atau
trigliserida ≥250 mg/dl
-
Menderita polycystic
ovarial syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain yang terkait dengan adanya
resistensi insulin.
-
Adanya riwayat toleransi glukosa terganggu
(TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya.
-
Memiliki penyakit kardiovaskuler.
Pedoman Penyaring dan Diagnosis DM
Berdasarkan Tabel kadar Gula Dara Sewaktu dan GD Puasa
Bukan DM
|
Belum Pasti DM
|
DM
|
||
Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dl)
|
Plasma Vena
|
< 100
|
100- 199
|
≥ 200
|
Darah Kapiler
|
< 90
|
90 – 199
|
≥ 200
|
|
Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl)
|
Plasma Vena
|
< 100
|
100 – 125
|
≥ 200
|
Darah Kapiler
|
< 90
|
90 – 99
|
≥ 200
|
( Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM
tipe 2 di Indonesia, PERKENI, 2006
Toleransi Glukosa
Terganggu (TGT) :
Diagnosis
TGT ditegakkan bila setelah pemeriksaan TTGO (Test Toleransi Glukosa Oral)
didapatkan glukosa plasma 2 jam setelah minum larutan glukosa antara 140 – 199 mg/dl
(7,8 – 11,0 mmol/L )
Gula Darah Puasa Terganggu (GDPT) :
Diagnosis
GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara
100 – 125 mg/dl (6,6 – 6,9 mmol/L)
Penanganan DM
1.
Pengaturan Pola Makan
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan
komposisi yang seimbang dalam kandungan karbohidrat, protein dan lemak sesuai
kecukupan gizi yang baik sebagai berikut :
-
Karbohidrat 45 – 60 %
-
Protein 10 – 20 %
-
Lemak 20 – 25 %
2.
Aktivitas dan Latihan
Sangat dianjurkan melakukan latihan jasmani
secara teratur (3-4 kali dalam seminggu) selama 30 menit, yang sifatnya sesuai
CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval,
Progressive, Endurance Training)
3.
Penanganan Farmakologis
-
Obat Diabetik Oral
-
Obat Suntik Insulin
4.
Penyuluhan
Edukasi tentang penyakit DM deperlukan agar
pemahaman pasien meninggkat yang diperlukan guna mencapai keadaan sehat yang
optimal, dan sebagai penyesuaian keadaan psikologik serta kualitas hidup yang
lebih baik.
Komplikasi DM
1.
Komplikasi pada mata
-
Katarak diabetik
-
Retinopati Diabetik
-
Glaukoma
2.
Komplikasi pada ginjal (Nephropati Diabetik)
-
Mikroalbuminuria
-
Nephropati Diabetik Progresif
3.
Komplikasi pada saraf (Neuropati Diabetik)
-
Neuropati perifer
-
Neuropati autonomik
4.
Komplikasi pada sistem Kardiovaskuler
-
Jantung koroner
-
Gangguan pembuluh darah tepi
5.
Komplikasi pada kulit dan mukosa
-
Ulkus diabetikus
-
Gangguan penyembuhan luka
Pencegahan
1.
Mengkonsumsi makanan sehat yaitu makanan yang
rendah lemak, kolesterol dan garam. Atur total asupan karbohidrat / gula per
hari sesuai aktivitas harian anda.
2.
Hidup aktif dan berolah raga secara teratur
3.
Kontrol berat badan dalam batas ideal
4.
Kontrol tekanan darah, Kolesterol dalam batas
normal
5.
Makanlah saat lapar, dan berhentilah makan
sebelum kenyang. Dengan perbandingan 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk minum, dan
1/3 untuk nafas. Sehingga kita tetap dapat beraktivitas dengan baik tanpa ada
gangguan pencernaan.
Referensi
Global
Forum on Optimizing Treatment of Cardiovascular and Metabolic Diseases. One
Voice for Diabetes. Sidartawan Soegondo MD PhD F.A.C.E.
www.wikipedia.org/wiki/Diabetes
mellitus
www.diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/type1and2/what.htm
www.diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/overview
www.diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/type1and2/care.htm
McPhee
Stephen J, Papadakis Maxine A. Lange 2010 Current Medical Diagnosis &
Treatment 49 Ed. New York:Mc Graw Hill Company. 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar