Minggu, 26 Februari 2017

Diabetes Mellitus


Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes Mellitus (DM) atau oleh masyarakat umum disebut kencing manis merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) yang terjadi karena gangguan dalam produksi insulin, gangguan kerja insulin atau kedua-duanya.

Klasifikasi Diabetes Melitus
1.    DM Tipe 1
Diakibatkan oleh rusaknya sel beta pankreas yang pada umumnya mengarah pada defisiensi insulin absolut. Hal ini terjadi karena kondisi autoimun, atau bisa juga tidak diketahui penyebabnya.



2.    DM Tipe 2
DM tipe 2 lebih bervariasi mulai dari resistensi insulin disertai defisiensi insulin sampai gangguan sekresi insulin disertai resistensi insulin. Penderita ini lebih dari 90% dari semua populasi penderita DM.



3.    Diabetes Melitus Tipe Lain
-       Defek genetik fungsi sel beta pankreas
-       Defek genetik kerja insulin
-       Penyakit eksokrin pankreas
-       Endokrinopati
-       Efek obat atau zat kimia
-       Infeksi
-       Gangguan inumologi yang langka
-       Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
-       Diabetes Melitus Gestasional ( DM pada masa kehamilan )

Pada tahun 2000 berdasarkan data WHO terdapat tidak kurang dari 171 juta penderita DM atau sekitar 2,8 % dari populasi penduduk dunia. Dan diperkirakan hingga tahun 2030 mendatang jumlah tersebut akan meningkat menjadi dua kali lipat. Peningkatan jumlah penderita DM terutama di negara berkembang dipengaruhi oleh faktor perubahan gaya hidup dan urbanisasi penduduk.

Di Indonesia berdasar hasil riset Kesehatan Dasar tahun 2007, diperoleh data untuk penderita DM adalah 5,7 % yang terdiri dari 1,5 % pasien sudah terdiagnosis sebelumnya, sedangkan 4,2% baru diketahui pada saat dilakukan penelitian.


Tanda dan Gejala
Agar lebih mudah memahaminya dibawah ini akan dijabarkan dalam bentuk tabel berisi perbedaan DM Tipe 1 dan DM Tipe 2.
Tanda dan Gejala
DM Tipe 1
DM Tipe 2
Banyak minum / Sering haus dan banyak Kencing
++
+
Mudah lelah / Fatigue
++
+
Banyak makan dengan penurunan berat badan
++
-
Gangguan Penglihatan
+
++
Vulvovaginitis
+
++
Gangguan saraf tepi
+
++
Banya kencing di malam hari
++
-
Asimptomatik
-
++



Pemeriksaan
Dalam menegakkan diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah dan tidak dapat ditegakkan hanya sebatas adanya glukosa didalam urine. Dalam pemeriksaan tersebut harus diperhatikan asal sample darah yang diambil dan cara pemeriksaan yang dipakai. Untuk mendiagnosis DM, pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan plasma vena.

Ada perbedaan antara uji diagnostik DM dan Pemeriksaan penyaring. Uji diagnosis DM digunakan pada seseorang yang sudah menunjukkan tanda/gejala DM, Sedangkan pemeriksaan penyaring ditujukan pada mereka yang mempunyai resiko DM namun tidak menunjukkan adanya gejala DM.

Pemeriksaan penyaring bertujuan untuk menemukan pasien dengan DM, TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) maupun GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu), sehingga secara tepat dapat diatasi sedini mungkin. Pasien dengan TGT dan GDPT juga disebut sebagai intoleransi glukosa yang merupakan tahapan sementara menuju DM. Kedua keadaan tersebut merupakan faktor resiko untuk terjadinya DM dan Penyakit kardiovaskuler dikemudian hari.

Berikut ini merupakan pemeriksaan penyaring pada seseorang dengan salah satu faktor resiko DM
1.      Usia ≥ 45 tahun
2.      Usia muda, terutama dengan indeks massa tubuh (IMT) >23kg/m², yang disertai faktor resiko :
-       Faktor herediter / keturunan dari orang tua penderita DM
-       Kebiasaan kurang aktivitas dan latihan
-       Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir >4000 gram, atau riwayat DM pada masa kehammilan.
-       Hipertensi ( ≥ 140/90 mmHg )
-       Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl dan atau trigliserida ≥250 mg/dl
-       Menderita polycystic ovarial syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain yang terkait dengan adanya resistensi insulin.
-       Adanya riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya.
-       Memiliki penyakit kardiovaskuler.


Pedoman Penyaring dan Diagnosis DM Berdasarkan Tabel kadar Gula Dara Sewaktu dan GD Puasa


Bukan DM
Belum Pasti DM
DM
Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dl)
Plasma Vena
< 100
100- 199
≥ 200
Darah Kapiler
< 90
90 – 199
≥ 200
Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl)
Plasma Vena
< 100
100 – 125
≥ 200
Darah Kapiler
< 90
90 – 99
≥ 200
( Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2 di Indonesia, PERKENI, 2006

Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) :
Diagnosis TGT ditegakkan bila setelah pemeriksaan TTGO (Test Toleransi Glukosa Oral) didapatkan glukosa plasma 2 jam setelah minum larutan glukosa antara 140 – 199 mg/dl (7,8 – 11,0 mmol/L )

Gula Darah Puasa Terganggu (GDPT)          :
Diagnosis GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 100 – 125 mg/dl (6,6 – 6,9 mmol/L)

Penanganan DM
1.    Pengaturan Pola Makan
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam kandungan karbohidrat, protein dan lemak sesuai kecukupan gizi yang baik sebagai berikut            :
-       Karbohidrat 45 – 60 %
-       Protein 10 – 20 %
-       Lemak 20 – 25 %

2.    Aktivitas dan Latihan
Sangat dianjurkan melakukan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali dalam seminggu) selama 30 menit, yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance Training)

3.    Penanganan Farmakologis
-       Obat Diabetik Oral
-       Obat Suntik Insulin

4.    Penyuluhan
Edukasi tentang penyakit DM deperlukan agar pemahaman pasien meninggkat yang diperlukan guna mencapai keadaan sehat yang optimal, dan sebagai penyesuaian keadaan psikologik serta kualitas hidup yang lebih baik.

Komplikasi DM
1.    Komplikasi pada mata
-       Katarak diabetik
-       Retinopati Diabetik
-       Glaukoma
2.    Komplikasi pada ginjal (Nephropati Diabetik)
-       Mikroalbuminuria
-       Nephropati Diabetik Progresif
3.    Komplikasi pada saraf (Neuropati Diabetik)
-       Neuropati perifer
-       Neuropati autonomik
4.    Komplikasi pada sistem Kardiovaskuler
-       Jantung koroner
-       Gangguan pembuluh darah tepi
5.    Komplikasi pada kulit dan mukosa
-       Ulkus diabetikus
-       Gangguan penyembuhan luka


Pencegahan
1.    Mengkonsumsi makanan sehat yaitu makanan yang rendah lemak, kolesterol dan garam. Atur total asupan karbohidrat / gula per hari sesuai aktivitas harian anda.
2.    Hidup aktif dan berolah raga secara teratur
3.    Kontrol berat badan dalam batas ideal
4.    Kontrol tekanan darah, Kolesterol dalam batas normal
5.    Makanlah saat lapar, dan berhentilah makan sebelum kenyang. Dengan perbandingan 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk minum, dan 1/3 untuk nafas. Sehingga kita tetap dapat beraktivitas dengan baik tanpa ada gangguan pencernaan.



Referensi

Global Forum on Optimizing Treatment of Cardiovascular and Metabolic Diseases. One Voice for Diabetes. Sidartawan Soegondo MD PhD F.A.C.E.
 www.wikipedia.org/wiki/Diabetes mellitus
www.diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/type1and2/what.htm
www.diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/overview
www.diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/type1and2/care.htm
McPhee Stephen J, Papadakis Maxine A. Lange 2010 Current Medical Diagnosis & Treatment 49 Ed. New York:Mc Graw Hill Company. 2010