DEFINISI
WHO, Tanda-tanda klinis yg berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal atau global dengan gejala yg berlangsung
selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian tanpa penyebab yang jelas selain
vaskuler.
Stroke
yang disebut brain attack, yaitu terputusnya aliran darah ke otak biasanya
disebabakan oleh sumbatan di pembuluh darah otak oleh bekuan darah ( trombus )
yang lepas dari dinding pembuluh darah menjadi emboli ataupun sisebabkan
pecahnya pembuluh darah otak. Kerusakan jaringan otak akibat stroke tersebut
mengakibatkan tidak berfungsinya sebagian otak dengan baik yang berpengaruh
pada fungsi organ tubuh lain dengan gejala lumpuh sebelah (hemiplegia), bicara
pelo atau cadel, gangguan penglihatan dan lainnya.
Time Is Brain. Stroke memerlukan tindakan kedarurantan medis
(medical emergency) yang cepat dan tepat dari tim medis. Semakin cepat
penanganan yang diberikan, maka semakin kecil pula resiko terjadi kerusakan
jaringan otak agar tidak semakin meluas juga kecacatan yang diakibatkan setelah
masa pemulihan. Ada masa emas (golden period) dalam penanganan stroke yaitu
kurang dari 4,5 jam (update neuroscience terbaru).
Stroke
adalah penyebab kematian ketiga terbesar di negara AS dan Eropa. Dan di Indonesia, menurut SKRT th 1995,
stroke termasuk penyebab kematian
utama, dengan perbandingan rata-rata 3 per 1000 penduduk menderita penyakit stroke dan jantung iskemik.
Di
dunia, menurut SEAMIC Health Statistic 2000, penyakit serbiovaskuler seperti
jantung koroner dan stroke berada di urutan kedua penyebab kematian tertinggi
di dunia. Secara umum, 80% kejadian stroke adalah stroke iskemik, 20 % adalah stroke
hemoragik.
TANDA DAN GEJALA
Bebrapa
gejala umum yang sering terjadi pada pasien stroke yaitu pusing, wajah mencong
sebelah, mual dan muntah, kesemutan atau baal tubuh sebelah, dan bisa juga
pasien mengalami penurunan kesadaran. Dibawah ini ada beberapa istilah dan
pengertian tentang gejala pasien stroke.
-
Paralisis
Hilangnya
atau berkurangnya kekuatan otot dan berkurangnya sensasi atau baal
-
Hemiparesis
Kelemahan
/ kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh
-
Hemianopia
Gangguan
lapang pandang atau penglihatan dan juga bisa pasien mengalami penglihatan
ganda.
-
Afasia
Ketidakmampuan
untuk memahami kalimat dan pembicaraan.
-
Dysarthria / Pelo / Cadel
Gangguan
dimana pasien berbicara tidak jelas dan susah dipahami.
-
Amnesia
Ketidakmampuan
mengenal dan mengingat orang, waktu, dan lingkungan.
FAKTOR RESIKO
Ada
beberapa faktor resiko penyebab stroke yaitu :
Tidak
Dapat Dimodifikasi
|
Dapat
Dimodifikasi
|
Potensial
Dapat Dimodifikasi
|
Usia
Jenis
Kelamin
Ras
Hereditas
/ Keturunan
|
Hipertensi
Diabetes
Melitus
Hiperlipidemia
Atrial
Fibrilasi Jantung
Merokok
Stenotis
Karotis
Penyakit
sel sabit
|
Obesitas
Aktivitas
dan Latihan Fisik
Hiperhomosisteinemia
Hiperkoagulitas
Kontrasepsi
oral
Terapi
hormonal pengganti
Alkohol
berlebihan
Penyalahgunaan
obat
|
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA PASIEN STROKE
Stroke
dapat diketahui tanda dan gejalanya seperti yang saya jelaskan diatas. Namun
untuk memastikannya dan demi penanganan yang cepat dan tepat, maka harus
dilakukan pemeriksaan diagnostik untuk mengetahui jenis stroke yang dialami
seorang pasien apakah pasien tersebut mengalami stroke iskemik atau stroke
hemoragik. Karena penanganan dan pengobatan masing-masing jenis stroke tersebut
akan berbeda.
Akan
sangat fatal bila penanganan pasien stroke dilakukan oleh orang yang tidak kompeten
di bidangnya. Oleh karena itu, penanganan dari tim medis dengan segera
sangatlah penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Disini peran keluarga
dan orang sekitar sangat berpengaruh. Yang terpenting adalah mengetahui tanda
dan gejalanya dan selanjutnya dengan cepat dibawa ke Rumah Sakit yang
menyediakan fasilitas penunjang untuk penanganan yang terbaik.
Pemeriksaan
diagnostik pada stroke fase akut antara lain
1.
MRI (Magnetic
Resonance Imaging) / MRA (Magnetic
Resonancy Angiography) Atau juga dengan pemeriksaan MSCT (Multi Slice Computer Tomography) Scan
Brain.
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan utama yang
sangat penting. Karena dengan pemeriksaan tersebut akan diketahui jenis stroke
yang dialami seorang pasien sehingga dapat dilakukan pemberian terapi yang
sesuai.
Yang perlu diketahui bahwa MRI lebih sensitif
daripada CT Scan. Dari gambaran yang ditampilkan, MRI menghasilkan gambaran
yang lebih jelas.
2.
Pemeriksaan
Laboratorium diantaranya Hematologi
lengkap, Ureum, Kreatinin, Elektrolit, Gula Darah, Kolesterol lengkap, urin
lengkap, PT, PTT, INR, dan lainnya.
3.
EKG/ECG (Elektro
Kardiografi) 12 lead.
Pemeriksaan ini untuk mengetahui fungsi
jantung.
4.
Pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) jika curiga hipoksia.
5.
Foto rontgent
thorax
6.
Carotic Dopler
Biasanya
pemeriksaan ini adalah pemeriksaan lanjutan untuk melihat adanya penyempitan
pembuluh darah di arteri karotis.
7.
Echocardiografi
Pemeriksaan ini
adalah pemeriksaan kolaborasi antara Neurolog dan Kardiolog untuk mengetahui
fungsi kerja jantung dengan alat khusus.
KLASIFIKASI
Secara
umum stroke di bagi menjadi dua jenis yaitu Stroke iskemik (sumbatan) dan
Stroke Hemoragik (perdarahan).
Ø Stroke
Iskemik
Stroke iskemik merupakan stroke jenis sumbatan yang bisa diakibatkan
karena penyempitan pembuluh darah otak maupun adanya trombus (gumpalan garah),
bila trombus yang menempel di dinding pembuluh darah lepas maka akan menjadi
emboli yang akan berjalan dan dapat menyumbat pembuluh darah di otak yang lebih
kecil. Gangguan irama jantung juga dapat menyebabkan adanya emboli yang bisa
menempel menjadi trombus dan bisa juga menyumbat di dinding pembuluh darah di otak
yang lebih kecil. Sumbatan bisa juga karena ateroma (gumpalan lemak) yang lepas
dan menyumbat didalam pembuluh darah otak tersebut. Sumbatan bisa terjadi di
sepanjang jalur arteri yang menuju otak yang menyebabkan berkurangnya aliran
darah. Sedangkan ateroma (gumpalan lemak/kolesterol) bisa berasal dari erteri
karotis yang berada di leher manusia. Arteri karotis dalam keadaan normal
berfungsi menyalurkan suplai darah dari jantung menuju otak. Menyempitnya arteri
karotis akibat penumpukan plak/lemak berakibat berkurangnya suplai darah yang
membawa oksigen dan nutrisi penting menuju otak.
Penanganan pada pasien dengan stroke iskemik jelas berbeda dengan pasien
stroke hemoragik. Setelah pasien di diagnosa medis mengalami stroke iskemik,
maka tindakan yang dilakukan dari tim medis adalah restorasi pembuluh darah
otak untuk membuka sumbatan/cloth agar kerusakan sel otak tidak semakin meluas.
Ada istilah Golden Periode (waktu emas) dalam penanganan stroke jenis
ini yaitu kurang dari 4,5 jam. Semakin cepat pasien stroke jenis ini ditangani,
maka semakin besar kemungkinan pasien dapat pulih dan kemungkinan terjadi
kecacatan semakin kecil. Namun hal itu juga teragantung dari luas tidaknya
kerusakan atau sumbatan itu sendiri dan beberapa faktor lain yang berpengaruh
untuk penyembuhan pasien misalnya faktor usia, jenis kelamin, dan faktor dari pasien
itu sendiri.
Pengobatan pada stroke iskemik adalah pemberian terapi antikoagulan /
Antiplatelet atau juga dengan terapi Thrombolysis dengan menggunakan rT-PA
(recombinant tissue Plsaminogen Activator yaitu sebuah tindakan untuk membuka
sumbatan/cloth pembuluh darah otak. Terapi Trombolysis diberikan bila pasien
masih dalam waktu Golden Periode (kurang dari 4,5 jam).
Obat-obatan yang diberikan pada fase akut diantaranya :
1. Anti
Platelet
Aspirin, clopidogrel,
dipiridamol-aspirin , tiklopidin. Obat-obat tersebut masih merupakan mainstay
dalam terapi stroke iskemik.
2.
Terapi trombolitik recombinant
Tissue plasminogen activator (rT-PA) / Alteplase
Mekanismenya yaitu mengaktifkan
plasmin bertujuan untuk melisiskan atau melumerkan tromboemboli. Penggunaan rT-PA
sudah terbukti efektif jika digunakan kurang dari 4,5 jam setelah serangan akut.
Namun pemberian terapi
ini harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat menimbulkan resiko perdarahan.
Beberapa kriteria yang jelas menjadi syarat mutlak dalam pemberian terapi
Trombolysis diantaranya waktu Golden Periode (kurang dari 4,5 jam), Tekanan
darah dalam batasan normal, Gula darah dalam batas normal, pemeriksaan
penunjang lain berupa hasil laboratorium, dan faktor dari pasien itu sendiri
seperti ( faktor usia, jenis kelamin, luas tidaknya sumbatan itu sendiri, dan
penyulit lainnya ). Kerjasama yang solid
dari tim medis mulai dari ruang emergency ( UGD ), Tim radiologi, Tim Neurolog,
dan Perawat di unit stroke sangat berperan penting dalam keberhasilan pemberian
terapi Thrombolisis. Hal ini dikarenakan waktu yang tersisa begitu singkat, dan
tindakan harus dilakukan dengan cepat, tepat dan benar. Peran keluarga dan
orang terdekat juga sangat penting. Semakin keluarga mengetahui tentang tanda
dan gejala stroke secara umum dan semakin cepat keputusan untuk membawa pasien
ke rumah sakit, semakin cepat pula penanganan diberikan agar kerusakan otak
tidak semakin parah dan resiko kecacatan dapat minimal.
Ø
Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik atau
perdarahan adalah stroke yang terjadi karena pasokan darah di otak terganggu
akibat pecahnya pembuluh darah otak. Darah yang keluar dari pembuluh darah otak
yang pecah tersebut dapat berakumulasi dan menekan jaringan sekitarnya.
Gumpalan darah juga dapat terbentuk dan bisa menghentikan suplai darah ke
jaringan otak lainnya.
Stroke hemoragik
dibagi menjadi dua tergantung letak perdarahannya yaitu Perdarahan
Intraserebral dan Perdarahan Subarachnoid.
1.
Perdarahan
Intracerebral
Perdarahan ini
terjadi di dalam jaringan otak atau otak bagian dalam. Pembuluh darah arteri
otak bagian dalam merupakan tempat tersering mengalami perdarahan. Perdarahan
intracerebral bisa sangat parah ditandai dengan peningkatan tekanan
intrakranial.
2.
Perdarahan
Subarachnoid
Otak dilapisi 2
lapisan membran yang berada di bawah tulang tengkorak. Diantara dua membran
tersebut terdapat ruang yang disebut ruang subarachnoid yang berisi cairan
serebrospinal (CSS). Jika pembuluh darah pecah dan darah masuk ke ruang
subarachnoid, ini yang disebut Subarachnoid Haemorrhage (SAH).
Gejala yang paling
sering pada stroke hemoragik yaitu sakit kepala yang berat seperti
dipukul-pukul yang berbeda dengan sakit kapala biasanya. Selain itu gejala lain
yang bisa dialami pasien adalah mual, muntah, sangat peka terhadap cahaya, kaku
di leher , lumpuh, gangguan komunikasi atau bicara bahkan sampai penurunan
kesadaran.
Faktor Pencetus Stroke Hemoragik
Hipertensi
Tekanan darah tinggi menjadi penyebab utama terjadinya stroke hemoragik. Pembuluh
darah otak yang rapuh dan tipis tidak mampu menahan tekanan darah yang tinggi
dan akibatnya pembuluh darah tersebut pecah.
Aneurisma
Aneurisma adalah
kelainan pembuluh darah berupa gelembung yang berbentuk seperti kantong.
Dinding pembuluh darah normalnya tebal, namun pada aneurisma, dinding arteri
sangat tipis, lemah dan mudah robek atau pecah. Beberapa aneurisma sudah ada
sejak lahir. Selain itu ada juga beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan
berkembangnya aneurisma seperti merokok, hipertensi menjadi penyebab utama,
riwayat keluarga / keturunan, penggunaan kokain, dan adanya kelainan pada
ginjal yang biasa disebut penyakit ginjal polikistik autosomal dominan.
Kelainan Pembuluh
Darah
Kelainan ini biasanya
sudah ada sejak lahir. Kelainan ini disebut malformasi pembuluh darah.
Malformasi ini langka dan mempengaruhi kurang dari 1% dari populasi. Belum
diketahui mengapa orang dilahirkan dengan malformasi pembuluh darah. Malformasi
yang paling umum disebut malformasi arteri vena (AVM – Arterivenous Malformation),
Fistula arteri vena dari durameter, malformasi cavernosa dan anomali
perkembangan vena.
Angiopati Amiloid Serebral
Angiopati amiloid
Serebral (cerbral amyloid angiopathy – CAA) adalah kondisi dimana protein yang
disebut amiloid menumpuk didalam pembuluh darah di otak. Hal ini menyebabkan
kerusakan yang dapat merobek arteri. Kondisi ini umum terjadi pada orang tua.
CAA sering menyebabkan perdarahan di area otak tertentu dekat permukaan (area
lobar). Karena posisi mereka, darah bisa juga bocor kedalam ruang subarachnoid
yang menyebabkan SAH.
Obat-obatan
Perdarahan bisa juga
terjadi akibat mengkonsumsi obat untuk mencegah pembekuan darah yang tidak
terkontrol. Obat-obatan ini disebut antikoagulan dan dalam pemakaiannya harus
dipantau. Obat jenis ini biasanya dikonsumsi untuk mengurangi resiko stroke
jenis sumbatan apabila pasien mengalami gangguan irama jantung yang tidak
teratur juga karena Atrial Fibrilasi jantung.
Penatalaksanaan Stroke Hemoragik
-
Pembedahan : Untuk lokasi perdarahan di
permukaan otak
-
Terapi
Suportif : Terapi manitol
-
Mengatasi
Perdarahan : Asam Traneksamat,
Vit-K dan Plasma beku, Protamin
--Pembedahan Darurat (Bedah Emergency)
Pembedahan
terkadang diperlukan untuk evakuasi darah yang terakumulasi di dalam otak.
Prosedur pembedahan ini biasa dilakukan yang disebut Kraniotomy. Operasi ini dilakukan oleh ahli bedah saraf. Operasi
ini dilakukan dengan cara membuka sebagian tulang tengkorak dimana bertujuan
sebagai akses untuk mengevakuasi darah atau juga hematoma di dalam otak
sehingga tekanan intra kranial berkurang dan kesadaran pasien diharapkan dapat
membaik.
--Menutup Aneurisma
Tindakan medis ini dilakukan untuk menutup pembuluh
darah yang mengalami aneurisma. Metode yang digunakan dengan Coiling. Prosedur coiling adalah dengan
memasukkan selang melalui pangkal paha menuju pembuluh darah otak dengan
memasukkan koil platinum kedalam aneurisma tersebut bertujuan untuk menyumbat
aneurisma agar tidak ruptur atau pecah.
Pilihan operasi tergantung pada berbagai faktor dan
letak aneurisma itu sendiri. Coiling menjadi tindakan dengan resiko minimal.
Setelah operasi pasien dilakukan perawatan satu sampai dua minggu dan
selanjutnya bisa dilakukan perawatan dirumah.
PENCEGAHAN
Seperti pepatah, Mencegah lebih baik dari pada mengobati.
1. Kontrol
tekanan darah anda dalam batas Normal yaitu dibawah 140 mmHg untuk Sistole dan
dibawah 90 mmHg untuk Diastole. Periksa tekanan darah secara rutin, bila
tekanan darah mulai naik, segera konsultasikan ke dokter untuk segera
mendapatkan terapi yang tepat.
2. Kontrol Gula
darah ( Diabetes )
Seperti
diketahui, seseorang yang terlanjur terkena penyakit Diabetes, tidak dapat
diobati.
Penanganan
yang tepat adalah, dengan menjaga agar gula darah tidak tinggi dengan cara
mengatur pola makan dan minum obat rutin sesuai instruksi dokter.
3. Perbanyaklah
mengkonsumsi sayuran dan buah.
4. Olahraga
secara teratur
Minimal 30
menit setiap hari terbukti ampuh mengurangi resiko terserang stroke. Olah raga
juga tidak boleh dilakukan secara berlebihan.
5. Jaga dan Periksalah
lemak darah secara rutin minimal 1 bulan sekali
Kolesterol
jahat ( LDL ) yang terlampau tinggi meningkatkan resiko penyakit jantung
koroner dan stroke. Plak yang terakumulasi dan menempel di dinding pembuluh
darah sangat berbahaya, terutama di pembuluh darah koroner dan karotis. Bila plak
lepas dan bisa menyumbat di dalam pembuluh darah otak, maka stroke bisa terjadi.
6. Kurangi stres
Alihkan pikiran
ke hal yang menyenangkan seperti mendengarkan musik fafourit, berkebun, atau
hobi lain yang menyenangkan agar kita lebih santai dan rileks.
7. Hindari
kebiasaan tidak sehat seperti merokok, minum alkohol dan makan makanan
junkfood.
8. Jaga berat
badan kita dalam batas ideal.
9. Selalu berdoa
kepada Allah SWT agar kita selalu diberikan kesehatan untuk kehidupan yang
lebih berkualitas dan dapat terus beribadah kepada-Nya.
Sekian sedikit penjelasan dari saya, dan semoga
bermanfaat. Kritik dan saran yang membangun saya harapkan agar dalam penulisan
pada bab selanjutnya akan lebih baik.