Senin, 25 Mei 2015

Stroke


DEFINISI

WHO, Tanda-tanda klinis yg berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global dengan gejala yg berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian tanpa penyebab yang jelas selain vaskuler.
Stroke yang disebut brain attack, yaitu terputusnya aliran darah ke otak biasanya disebabakan oleh sumbatan di pembuluh darah otak oleh bekuan darah ( trombus ) yang lepas dari dinding pembuluh darah menjadi emboli ataupun sisebabkan pecahnya pembuluh darah otak. Kerusakan jaringan otak akibat stroke tersebut mengakibatkan tidak berfungsinya sebagian otak dengan baik yang berpengaruh pada fungsi organ tubuh lain dengan gejala lumpuh sebelah (hemiplegia), bicara pelo atau cadel, gangguan penglihatan dan lainnya.
Time Is Brain. Stroke  memerlukan tindakan kedarurantan medis (medical emergency) yang cepat dan tepat dari tim medis. Semakin cepat penanganan yang diberikan, maka semakin kecil pula resiko terjadi kerusakan jaringan otak agar tidak semakin meluas juga kecacatan yang diakibatkan setelah masa pemulihan. Ada masa emas (golden period) dalam penanganan stroke yaitu kurang dari 4,5 jam (update neuroscience terbaru).
Stroke adalah penyebab kematian ketiga terbesar di negara AS dan Eropa. Dan di Indonesia, menurut SKRT th 1995, stroke termasuk penyebab kematian utama, dengan perbandingan rata-rata 3 per 1000 penduduk menderita penyakit stroke dan jantung iskemik.
Di dunia, menurut SEAMIC Health Statistic 2000, penyakit serbiovaskuler seperti jantung koroner dan stroke berada di urutan kedua penyebab kematian tertinggi di dunia. Secara umum, 80% kejadian stroke adalah stroke iskemik, 20 % adalah stroke hemoragik.

TANDA DAN GEJALA
Bebrapa gejala umum yang sering terjadi pada pasien stroke yaitu pusing, wajah mencong sebelah, mual dan muntah, kesemutan atau baal tubuh sebelah, dan bisa juga pasien mengalami penurunan kesadaran. Dibawah ini ada beberapa istilah dan pengertian tentang gejala pasien stroke.
-            Paralisis
Hilangnya atau berkurangnya kekuatan otot dan berkurangnya sensasi atau baal
-            Hemiparesis
Kelemahan / kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh
-            Hemianopia
Gangguan lapang pandang atau penglihatan dan juga bisa pasien mengalami penglihatan ganda.
-            Afasia
Ketidakmampuan untuk memahami kalimat dan pembicaraan.
-            Dysarthria / Pelo / Cadel
Gangguan dimana pasien berbicara tidak jelas dan susah dipahami.
-          Amnesia
Ketidakmampuan mengenal dan mengingat orang, waktu, dan lingkungan.

FAKTOR RESIKO
Ada beberapa faktor resiko penyebab stroke yaitu   :
Tidak Dapat Dimodifikasi
Dapat Dimodifikasi
Potensial Dapat Dimodifikasi
Usia
Jenis Kelamin
Ras
Hereditas / Keturunan
Hipertensi
Diabetes Melitus
Hiperlipidemia
Atrial Fibrilasi Jantung
Merokok
Stenotis Karotis
Penyakit sel sabit
Obesitas
Aktivitas dan Latihan Fisik
Hiperhomosisteinemia
Hiperkoagulitas
Kontrasepsi oral
Terapi hormonal pengganti
Alkohol berlebihan
Penyalahgunaan obat

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA PASIEN STROKE
Stroke dapat diketahui tanda dan gejalanya seperti yang saya jelaskan diatas. Namun untuk memastikannya dan demi penanganan yang cepat dan tepat, maka harus dilakukan pemeriksaan diagnostik untuk mengetahui jenis stroke yang dialami seorang pasien apakah pasien tersebut mengalami stroke iskemik atau stroke hemoragik. Karena penanganan dan pengobatan masing-masing jenis stroke tersebut akan berbeda.
Akan sangat fatal bila penanganan pasien stroke dilakukan oleh orang yang tidak kompeten di bidangnya. Oleh karena itu, penanganan dari tim medis dengan segera sangatlah penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Disini peran keluarga dan orang sekitar sangat berpengaruh. Yang terpenting adalah mengetahui tanda dan gejalanya dan selanjutnya dengan cepat dibawa ke Rumah Sakit yang menyediakan fasilitas penunjang untuk penanganan yang terbaik.
Pemeriksaan diagnostik pada stroke fase akut antara lain
1.      MRI (Magnetic Resonance Imaging) / MRA (Magnetic Resonancy Angiography) Atau juga dengan pemeriksaan MSCT (Multi Slice Computer Tomography) Scan Brain.
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan utama yang sangat penting. Karena dengan pemeriksaan tersebut akan diketahui jenis stroke yang dialami seorang pasien sehingga dapat dilakukan pemberian terapi yang sesuai.
Yang perlu diketahui bahwa MRI lebih sensitif daripada CT Scan. Dari gambaran yang ditampilkan, MRI menghasilkan gambaran yang lebih jelas.
2.      Pemeriksaan Laboratorium diantaranya Hematologi lengkap, Ureum, Kreatinin, Elektrolit, Gula Darah, Kolesterol lengkap, urin lengkap, PT, PTT, INR, dan lainnya.
3.      EKG/ECG (Elektro Kardiografi) 12 lead.
Pemeriksaan ini untuk mengetahui fungsi jantung.
4.      Pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) jika curiga hipoksia.
5.      Foto rontgent thorax
6.      Carotic Dopler
Biasanya pemeriksaan ini adalah pemeriksaan lanjutan untuk melihat adanya penyempitan pembuluh darah di arteri karotis.
7.      Echocardiografi
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan kolaborasi antara Neurolog dan Kardiolog untuk mengetahui fungsi kerja jantung dengan alat khusus.

KLASIFIKASI
Secara umum stroke di bagi menjadi dua jenis yaitu Stroke iskemik (sumbatan) dan Stroke Hemoragik (perdarahan).
Ø  Stroke Iskemik
Stroke iskemik merupakan stroke jenis sumbatan yang bisa diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah otak maupun adanya trombus (gumpalan garah), bila trombus yang menempel di dinding pembuluh darah lepas maka akan menjadi emboli yang akan berjalan dan dapat menyumbat pembuluh darah di otak yang lebih kecil. Gangguan irama jantung juga dapat menyebabkan adanya emboli yang bisa menempel menjadi trombus dan bisa juga menyumbat di dinding pembuluh darah di otak yang lebih kecil. Sumbatan bisa juga karena ateroma (gumpalan lemak) yang lepas dan menyumbat didalam pembuluh darah otak tersebut. Sumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju otak yang menyebabkan berkurangnya aliran darah. Sedangkan ateroma (gumpalan lemak/kolesterol) bisa berasal dari erteri karotis yang berada di leher manusia. Arteri karotis dalam keadaan normal berfungsi menyalurkan suplai darah dari jantung menuju otak. Menyempitnya arteri karotis akibat penumpukan plak/lemak berakibat berkurangnya suplai darah yang membawa oksigen dan nutrisi penting menuju otak.
Penanganan pada pasien dengan stroke iskemik jelas berbeda dengan pasien stroke hemoragik. Setelah pasien di diagnosa medis mengalami stroke iskemik, maka tindakan yang dilakukan dari tim medis adalah restorasi pembuluh darah otak untuk membuka sumbatan/cloth agar kerusakan sel otak tidak semakin meluas.
Ada istilah Golden Periode (waktu emas) dalam penanganan stroke jenis ini yaitu kurang dari 4,5 jam. Semakin cepat pasien stroke jenis ini ditangani, maka semakin besar kemungkinan pasien dapat pulih dan kemungkinan terjadi kecacatan semakin kecil. Namun hal itu juga teragantung dari luas tidaknya kerusakan atau sumbatan itu sendiri dan beberapa faktor lain yang berpengaruh untuk penyembuhan pasien misalnya faktor usia, jenis kelamin, dan faktor dari pasien itu sendiri.
Pengobatan pada stroke iskemik adalah pemberian terapi antikoagulan / Antiplatelet atau juga dengan terapi Thrombolysis dengan menggunakan rT-PA (recombinant tissue Plsaminogen Activator yaitu sebuah tindakan untuk membuka sumbatan/cloth pembuluh darah otak. Terapi Trombolysis diberikan bila pasien masih dalam waktu Golden Periode (kurang dari 4,5 jam).
Obat-obatan yang diberikan pada fase akut diantaranya           :
1.    Anti Platelet
Aspirin, clopidogrel, dipiridamol-aspirin , tiklopidin. Obat-obat tersebut masih merupakan mainstay dalam terapi stroke iskemik.
2.    Terapi trombolitik recombinant Tissue plasminogen activator (rT-PA) / Alteplase
Mekanismenya yaitu mengaktifkan plasmin bertujuan untuk melisiskan atau melumerkan tromboemboli. Penggunaan rT-PA sudah terbukti efektif jika digunakan kurang dari 4,5 jam setelah serangan akut.
Namun pemberian terapi ini harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat menimbulkan resiko perdarahan. Beberapa kriteria yang jelas menjadi syarat mutlak dalam pemberian terapi Trombolysis diantaranya waktu Golden Periode (kurang dari 4,5 jam), Tekanan darah dalam batasan normal, Gula darah dalam batas normal, pemeriksaan penunjang lain berupa hasil laboratorium, dan faktor dari pasien itu sendiri seperti ( faktor usia, jenis kelamin, luas tidaknya sumbatan itu sendiri, dan penyulit lainnya ).  Kerjasama yang solid dari tim medis mulai dari ruang emergency ( UGD ), Tim radiologi, Tim Neurolog, dan Perawat di unit stroke sangat berperan penting dalam keberhasilan pemberian terapi Thrombolisis. Hal ini dikarenakan waktu yang tersisa begitu singkat, dan tindakan harus dilakukan dengan cepat, tepat dan benar. Peran keluarga dan orang terdekat juga sangat penting. Semakin keluarga mengetahui tentang tanda dan gejala stroke secara umum dan semakin cepat keputusan untuk membawa pasien ke rumah sakit, semakin cepat pula penanganan diberikan agar kerusakan otak tidak semakin parah dan resiko kecacatan dapat minimal.



Ø  Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik atau perdarahan adalah stroke yang terjadi karena pasokan darah di otak terganggu akibat pecahnya pembuluh darah otak. Darah yang keluar dari pembuluh darah otak yang pecah tersebut dapat berakumulasi dan menekan jaringan sekitarnya. Gumpalan darah juga dapat terbentuk dan bisa menghentikan suplai darah ke jaringan otak lainnya.
Stroke hemoragik dibagi menjadi dua tergantung letak perdarahannya yaitu Perdarahan Intraserebral dan Perdarahan Subarachnoid.
1.    Perdarahan Intracerebral
Perdarahan ini terjadi di dalam jaringan otak atau otak bagian dalam. Pembuluh darah arteri otak bagian dalam merupakan tempat tersering mengalami perdarahan. Perdarahan intracerebral bisa sangat parah ditandai dengan peningkatan tekanan intrakranial.
2.    Perdarahan Subarachnoid
Otak dilapisi 2 lapisan membran yang berada di bawah tulang tengkorak. Diantara dua membran tersebut terdapat ruang yang disebut ruang subarachnoid yang berisi cairan serebrospinal (CSS). Jika pembuluh darah pecah dan darah masuk ke ruang subarachnoid, ini yang disebut Subarachnoid Haemorrhage (SAH).
Gejala yang paling sering pada stroke hemoragik yaitu sakit kepala yang berat seperti dipukul-pukul yang berbeda dengan sakit kapala biasanya. Selain itu gejala lain yang bisa dialami pasien adalah mual, muntah, sangat peka terhadap cahaya, kaku di leher , lumpuh, gangguan komunikasi atau bicara bahkan sampai penurunan kesadaran.



Faktor Pencetus Stroke Hemoragik
Hipertensi
Tekanan darah tinggi menjadi penyebab utama terjadinya stroke hemoragik. Pembuluh darah otak yang rapuh dan tipis tidak mampu menahan tekanan darah yang tinggi dan akibatnya pembuluh darah tersebut pecah.

Aneurisma
Aneurisma adalah kelainan pembuluh darah berupa gelembung yang berbentuk seperti kantong. Dinding pembuluh darah normalnya tebal, namun pada aneurisma, dinding arteri sangat tipis, lemah dan mudah robek atau pecah. Beberapa aneurisma sudah ada sejak lahir. Selain itu ada juga beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan berkembangnya aneurisma seperti merokok, hipertensi menjadi penyebab utama, riwayat keluarga / keturunan, penggunaan kokain, dan adanya kelainan pada ginjal yang biasa disebut penyakit ginjal polikistik autosomal dominan.



Kelainan Pembuluh Darah
Kelainan ini biasanya sudah ada sejak lahir. Kelainan ini disebut malformasi pembuluh darah. Malformasi ini langka dan mempengaruhi kurang dari 1% dari populasi. Belum diketahui mengapa orang dilahirkan dengan malformasi pembuluh darah. Malformasi yang paling umum disebut malformasi arteri vena (AVM – Arterivenous Malformation), Fistula arteri vena dari durameter, malformasi cavernosa dan anomali perkembangan vena.
Angiopati Amiloid Serebral
Angiopati amiloid Serebral (cerbral amyloid angiopathy – CAA) adalah kondisi dimana protein yang disebut amiloid menumpuk didalam pembuluh darah di otak. Hal ini menyebabkan kerusakan yang dapat merobek arteri. Kondisi ini umum terjadi pada orang tua. CAA sering menyebabkan perdarahan di area otak tertentu dekat permukaan (area lobar). Karena posisi mereka, darah bisa juga bocor kedalam ruang subarachnoid yang menyebabkan SAH.
Obat-obatan
Perdarahan bisa juga terjadi akibat mengkonsumsi obat untuk mencegah pembekuan darah yang tidak terkontrol. Obat-obatan ini disebut antikoagulan dan dalam pemakaiannya harus dipantau. Obat jenis ini biasanya dikonsumsi untuk mengurangi resiko stroke jenis sumbatan apabila pasien mengalami gangguan irama jantung yang tidak teratur juga karena Atrial Fibrilasi jantung.

Penatalaksanaan Stroke Hemoragik

-        Pembedahan                          : Untuk lokasi perdarahan di permukaan otak

-        Terapi Suportif                        : Terapi manitol

-        Mengatasi Perdarahan           : Asam Traneksamat, Vit-K dan Plasma beku, Protamin

--Pembedahan Darurat (Bedah Emergency)
Pembedahan terkadang diperlukan untuk evakuasi darah yang terakumulasi di dalam otak. Prosedur pembedahan ini biasa dilakukan yang disebut Kraniotomy. Operasi ini dilakukan oleh ahli bedah saraf. Operasi ini dilakukan dengan cara membuka sebagian tulang tengkorak dimana bertujuan sebagai akses untuk mengevakuasi darah atau juga hematoma di dalam otak sehingga tekanan intra kranial berkurang dan kesadaran pasien diharapkan dapat membaik.

--Menutup Aneurisma
Tindakan medis ini dilakukan untuk menutup pembuluh darah yang mengalami aneurisma. Metode yang digunakan dengan Coiling. Prosedur coiling adalah dengan memasukkan selang melalui pangkal paha menuju pembuluh darah otak dengan memasukkan koil platinum kedalam aneurisma tersebut bertujuan untuk menyumbat aneurisma agar tidak ruptur atau pecah.
Pilihan operasi tergantung pada berbagai faktor dan letak aneurisma itu sendiri. Coiling menjadi tindakan dengan resiko minimal. Setelah operasi pasien dilakukan perawatan satu sampai dua minggu dan selanjutnya bisa dilakukan perawatan dirumah.



PENCEGAHAN
Seperti pepatah, Mencegah lebih baik dari pada mengobati.
1.      Kontrol tekanan darah anda dalam batas Normal yaitu dibawah 140 mmHg untuk Sistole dan dibawah 90 mmHg untuk Diastole. Periksa tekanan darah secara rutin, bila tekanan darah mulai naik, segera konsultasikan ke dokter untuk segera mendapatkan terapi yang tepat.
2.      Kontrol Gula darah ( Diabetes )
Seperti diketahui, seseorang yang terlanjur terkena penyakit Diabetes, tidak dapat diobati.
Penanganan yang tepat adalah, dengan menjaga agar gula darah tidak tinggi dengan cara mengatur pola makan dan minum obat rutin sesuai instruksi dokter.
3.      Perbanyaklah mengkonsumsi sayuran dan buah.
4.      Olahraga secara teratur
Minimal 30 menit setiap hari terbukti ampuh mengurangi resiko terserang stroke. Olah raga juga tidak boleh dilakukan secara berlebihan.
5.      Jaga dan Periksalah lemak darah secara rutin minimal 1 bulan sekali
Kolesterol jahat ( LDL ) yang terlampau tinggi meningkatkan resiko penyakit jantung koroner dan stroke. Plak yang terakumulasi dan menempel di dinding pembuluh darah sangat berbahaya, terutama di pembuluh darah koroner dan karotis. Bila plak lepas dan bisa menyumbat di dalam pembuluh darah otak, maka stroke bisa terjadi.
6.      Kurangi stres
Alihkan pikiran ke hal yang menyenangkan seperti mendengarkan musik fafourit, berkebun, atau hobi lain yang menyenangkan agar kita lebih santai dan rileks.
7.      Hindari kebiasaan tidak sehat seperti merokok, minum alkohol dan makan makanan junkfood.
8.      Jaga berat badan kita dalam batas ideal.
9.      Selalu berdoa kepada Allah SWT agar kita selalu diberikan kesehatan untuk kehidupan yang lebih berkualitas dan dapat terus beribadah kepada-Nya.

Sekian sedikit penjelasan dari saya, dan semoga bermanfaat. Kritik dan saran yang membangun saya harapkan agar dalam penulisan pada bab selanjutnya akan lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar